Minggu, 18 Desember 2011

Helm Pahlawan pun Dicuri

Oleh Heri Faisal

Pemerintah daerah dan masyarakat tampaknya kurang peduli terhadap peninggalan-peninggalan sejarah. Seperti tugu-tugu, monumen, gedung maupun tempat bersejarah lainnya. Di beberapa titik di Kota Padang, peninggalan sejarah itu tampak tak terawat.


Helm di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negera Padang sering kali digondol maling. (f/sy ridwan)

Pantauan Padang Ekspres kemarin (9/11), beberapa peninggalan bersejarah seperti tugu dan patung di simpang Tinju, Jalan Khatib Sulaiman, Jalan Sudirman, Gedung Joeang di Jalan Samudera, dan Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara, Jalan S Parman belum terawat dengan baik.

Di beberapa tugu dan patung pahlawan pejuang kemerdekaan, lumut tumbuh di sana sini. Beberapa bagian tugu mulai retak dan warnanya kusam. Seperti Tugu Tinju, masyarakat sekitar bahkan ada yang tidak tahu untuk apa tugu tersebut didirikan.

Tania, mahasiswi sebuah perguruan tinggi di Padang yang tinggal di kawasan Lapai, hanya berjarak sekitar 200 meter dari tugu tersebut misalnya, tidak tahu sejarah tugu itu. “Mungkin sekadar untuk pembatas jalan saja. Agar pengendara nggak asal nyelonong di sana,” jawabnya lugu.

Padahal tugu itu bernilai sejarah tinggi bagi masyarakat Kota Padang. Karena di tempat itulah Bagindo Aziz Chan menghembuskan napas terakhirnya membela martabat bangsa melawan penjajahan Belanda. Tugu itu dibangun untuk mengenang jasanya.

Hal yang sama juga terlihat di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusuma Negara di Jalan S Parman juga tampak tak terurus. Warna cat di makam pahlawan mulai memudar dan tampak kusam.

“Biasanya setiap tahun dicat terus. Tetapi tahun ini dia tidak tahu ada tidaknya anggaran untuk pengecatan,” kata Andi, petugas kebersihan di TMP tersebut.

Tak hanya itu, berdasar pantauan Padang Ekspres di TMP, pagar yang berada di sekeliling makam pun roboh akibat gempa hingga kini belum diperbaiki. Akibatnya, warga sekitar pun memanfaatkan makam ini sebagai akses jalan menuju rumah mereka.

Di samping itu, simbol pahlawan berupa helm tentara yang terletak di atas makam pun ada yang raib. “Aneh, masih ada orang yang mau mencuri helm di sini,” keluh Andi didampingi pekerja lainnya Ajo dan Syafril.  

Kemudian, di depan makam pun terlihat pedagang kaki lima di sepanjang jalan depan TMP mengganggu. Selain mengganggu pandangan dan kenyamanan pengguna jalan, sampah berserakan di sekitar itu.

Sejarawan Universitas Negeri Padang (UNP), Hendra Naldi menyebut pemerintah tidak memiliki sense of history yang baik dalam pembangunan kota Padang.
Sebagai kota tua yang memiliki latar sejarah panjang, potensi itu mesti dijadikan aset utama. “Kita lebih cocok sebagai kota pariwisata sejarah dan budaya, sense-nya itu, mestinya itu yang dikembangkan,” katanya tadi malam.

Maka aset-aset peninggalan sejarah sudah semestinya menjadi tanggung jawab pemerintah. “Kalau itu mampu diberdayakan dengan baik, bukan tidak mungkin Padang akan lebih maju dengan pariwisata. Dan, sejarah menjadi bagian penting pembangunan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Wali Kota Padang, Fauzi Bahar menyebut yang paling penting, bagaimana generasi muda bisa menghayati nilai-nilai yang bersifat heroik dari keberadaan peninggalan-peninggalan sejarah tersebut. “Yang paling penting itu, menumbuhkan caracter building kepada generasi-generasi muda untuk menghargai nilai-nilai perjuangan para pahlawan dahulu. Termasuk peran dari KNPI dan organisasi pemuda lainnya,” katanya.

Dia mengakui perhatian pemerintah terhadap aset-aset sejarah dan legiun veteran masih rendah. Tetapi dia berjanji menjadikan itu prioritas di masa mendatang. Sebab, walau bagaimana pun jasa para pahlawan sangat besar terhadap kemajuan bangsa Indonesia.

Terkait pengelolaan aset peninggalan sejarah, Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKA) Padang, Syahrul menyebut hal itu bukan bagian mereka. “Pengelolaan langsung dengan dinas terkait. Kami hanya pencatatan saja,” katanya.

Dinas-dinas yang bersentuhan langsung dengan pengelolaan aset peninggalan sejarah itu adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Sosial, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, dan Bagian Kesejahteraan Rakyat. “Masing-masing dinas katanya memiliki anggaran untuk pengelolaan aset tersebut,” tukasnya.

Diterbitkan di Padang Ekspres Kamis, 10 November 2011

Tidak ada komentar: