Sabtu, 26 Juni 2010

Juara Piala Dunia, Brasil atau Argentina ?

Oleh Heri Faisal

             Hampir setengah dari penikmat sepakbola dunia masih percaya dengan berbagai mitos yang berkembang sepanjang turnamen empat tahunan ini. Yang paling menonjol adalah mitos tentang tim mana yang akan keluar sebagai juara Piala Dunia. Ada fameo yang lama berkembang dan memang pada ujung-ujungnya menjadi kenyataan. Mitosnya setiap Piala Dunia di gelar di luar Eropa, maka tim yang akan keluar sebagai juara adalah tim yang bukan berasal dari Eropa.
              Entah benar atau tidak. Tetapi yang jelas mitos itu masih juga dipercaya dan terbukti ampuh. Memang sejak turnamen ini pertama kali di gelar di Uruguay 1930, sampai perhelatan yang ke 18 pada 2006 lalu di Jerman, mitos ini belum berubah. Tim-tim yang berasal dari Eropa hanya akan mampu keluar sebagai juara jika turnamen juga di gelar di benua biru tersebut. Akan berkebalikan jika turnamen di gelar di luar Eropa, maka tim yang akan keluar sebagai juara adalah tim yang berasal dari luar Eropa juga. Uniknya lagi, tim yang berjaya di tiap perhelatan Piala Dunia di luar Eropa selalu didominasi oleh tim dari Amerika latin. Sebut saja Brasil, Argentina, dan Uruguay.

Jumat, 04 Juni 2010

Melahirkan Generasi Pembaca

Oleh Heri Faisal

             “Cogito ergo sum (aku berpikir maka aku ada)”. Jika ditelusuri lebih jauh, kalimat Rene Descartes ini mengandung banyak pengertian. Tetapi satu saja intinya, orang yang berpikirlah yang mengerti kualitas kehidupan. Berpikirnya dengan apa ? Tentu dengan mempelajari banyak hal. Salah satunya dengan membaca.
             Belajar dengan membaca jauh lebih efektif daripada belajar mendengar secara lisan saja. Charles W. Elliot, tokoh pendidikan Amerika Serikat yang hidup tahun 1834-1926 mengatakan bahwa teman yang paling setia, tidak cerewet, gampang ditemui, sekaligus guru nan bijak dan sabar, adalah buku. Ditambahkan pula oleh Prof. Dr. Hasanuddin WS, guru besar ilmu sastra Universitas Negeri Padang bahwa, “buku tidak pernah mengeluh, buku tidak pernah menuntut, tetapi buku memberikan segala yang kita minta. Maka sahabat yang baik itu adalah buku”. Begitu berharganya sebuah buku dari pandangan orang-orang besar tersebut.

Membangun Kekuatan Ekonomi "Chindonesia"

Oleh Heri Faisal

             Saya tertarik dengan istilah yang ditulis A. Prasetyantoko, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPMP) Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta di harian Kompas beberapa waktu lalu. Ia menulis istilah “Chindonesia” untuk menyebut tiga negara yang diprediksi mengalami kemajuan pesat dalam beberapa tahun ke depan, yakni China, India, dan Indonesia. Istilah yang benar benar enak diucapkan, apalagi kalau memang sampai menjadi kenyataan.

 Tambang Batu Bara salah satu pendongkrak ekonomi nasional, ditingkatkan produksinya untuk keperluan ekspor (repro).


             Masuknya nama Indonesia dalam jajaran elit negara-nagara yang dianggap akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar di dunia ini tentu mengejutkan banyak kalangan, terutama mungkin kita masyarakat Indonesia sendiri yang merasakan betul bagaimana kondisi perekonomian bangsa saat ini. Pasti ada rasa bangga sekaligus kaget yang luar biasa terhadap opini itu. Bangga karena secara tidak langsung nama Indonesia, negara yang kita cintai ini akan diperbincangkan di dunia internasional. Pandangan ini tentu juga berdampak positif pada pencitraan Indonesia ke depan. Persepsi masyarakat mancanegara terhadap Indonesia yang dianggap miskin dan primitif dengan sendirinya akan berubah. Dan Indonesia akan menjadi negara yang diperhitungkan serta tidak dianggap sebelah mata lagi.

Bangun Daerah dengan Potensi Overseas

Oleh Heri Faisal

             Sumatera Barat memiliki Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang melimpah untuk dimanfaatkan. Mulai dari sumber mineral bawah tanah yang sangat kaya, hingga hasil pertanian dan perkebunan yang melimpah. Kesemuanya itu adalah berkah alam tersendiri bagi Sumbar.
             Tetapi apakah berkah ini bisa dimanfaatkan dengan baik terutama untuk kemaslahatan umat jika SDMnya tak memadai ? Rasanya tidak. Di sanalah letak keunggulan Sumbar dibandingkan dengan daerah lain. Bahkan kalaupun SDA Sumbar masih kalah dengan daerah lainnya, Sumbar masih memiliki SDM melimpah yang sepatutnya menjadi kekayaan tersendiri jika dikelola dengan baik.

Korporatokrasi, Bentuk Penjajahan Kapitalis

Oleh Heri Faisal

             Pernahkah kita bangga memakai pakaian bermerek Nike, Adidas, Polo, GAP dan puluhan merk lainnya yang hanya bisa didapat dengan bilangan rupiah yang tak sedikit ? Pernahkah kita tahu dimana pakaian tersebut diproduksi ? Atau pernahkah kita tahu berapa besar bayaran buruh yang mengerjakan pakaian dengan harga selangit itu ?. Pastinya kita bangga memakai pakaian bermerk dan berkualitas tinggi yang diidentikkan dengan kalangan berada tersebut. Tetapi mungkin hanya segelitir dari kita yang tahu dimana barang-barang tersebut diproduksi dan dibayar berapa karyawannya.

Mengglobalkan Potensi Sastra(wan) Indonesia


Oleh Heri Faisal

             Setelah Pramoedya Ananta Toer dan sastrawan angkatan lama, dunia tidak lagi mengenal sastrawan asal Indonesia. Begitupun dengan karya-karya mereka. Terakhir, novel Saman karya Ayu Utami diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Setelah itu tidak ada lagi karya anak negeri yang beredar di mancanegara. Nama-nama sastrawan Indonesia juga tenggelam seiring makin menjamurnya karya-karya penulis asing.
             Seharusnya dengan jumlah penduduk yang sangat besar, dan banyaknya fasilitas jurusan sastra yang hampir ada di setiap Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta, serta didukung iklim demokrasi yang memungkinkan sastrawan bekerja bebas, karya sastra rasanya bukanlah hal yang sulit untuk ditemukan. Begitupun dengan satrawan-sastrawan muda, mestinya lahir bak jamur di musim hujan. Tetapi kenyataannya, kita masih sulit mencari karya-karya sastra dan orang-orang yang mau berkecimpung di dunia sastra. Persentasenya belum mengalami peningkatan yang berarti. Kalaupun bertambah, itu baru dari segi kuantitas. Sementara kualitasnya masih jadi pertanyaan kita semua.

Televisi Jerat Moral Generasi


Oleh  Heri Faisal

             Dewasa ini, gelombang pemakaian televisi makin marak di kalangan masyarakat. Televisi bukan lagi kebutuhan tertier (tambahan) melainkan sudah menjadi kebutuhan primer (pokok) yang mau tidak mau harus ada. Hampir di tiap rumah dapat dijumpai baik di desa maupun di kota televisi bukanlah barang baru lagi. Memang positif, karena manusia butuh informasi, dan kemajuan teknologi mesti harus diikuti. Tapi sudahkah informasi yang kita peroleh bermanfaat untuk kita, anak kita, ataupun generasi kita?

Piala Dunia, Kekurangan Bintang ?


Oleh Heri Faisal

              Dalam beberapa hari terakhir, kontestan Piala Dunia 2010 Afrika Selatan secara resmi merilis skuad sementara mereka untuk tampil di putaran final 11 Juni hingga 11 Juli nanti. Masing-masing tim mempublikasikan sekitar 30 orang pemain terbaik mereka untuk dipangkas menjadi 23 pemain yang harus sudah didaftarkan ke panitia 1 Juni mendatang.
            Banyak yang kaget dan terkejut dengan daftar nama sementara yang dikeluarkan pelatih masing-masing kesebelasan. Kaget karena namanya tak dimasukkan pelatih untuk berjuang mengharumkan nama negaranya di Afrika Selatan nanti. Ada pula yang terkejut karena sama sekali tak menyangka namanya didaftarkan sang pelatih ke Piala Dunia. Yang lebih menarik justru keterkejutan para penggila sepakbola di seluruh manca Negara yang siap menyaksikan tensi tinggi turnamen empat tahunan tersebut.

Teka teki Pendamping Messi di Argentina


Oleh Heri Faisal

             Di Barcelona, Lionel Andres Messi sudah pasti didampingi Zlatan Ibrahimovic, Thierry Henry, atau Andres Iniesta untuk menggedor pertahanan lawan. Buktinya sudah 41 gol dilesatkan Messi bersama Barcelona di semua kompetisi musim ini. Hasilnya Barcelona melenggang manis menuju semifinal Liga Champions setelah mengandaskan Arsenal dengan agregat 6-2, 4 gol Barca disumbangkan Messi. Hal serupa juga terjadi di La Liga Spanyol. Messi mempermalukan Real Madrid di depan pendukung mereka sendiri di Santiago Bernabeu. Kemenangan 2-0, dan satu gol dari kakinya cukup untuk membuat Madrid malu menggelontorkan banyak uang demi Ronaldo, Kaka, dan Benzema, sekaligus mengambil alih posisi di klasemen.

 Melihat penampilan apiknya bersama Barcelona, satu tempat dibarisan depan Argentina mutlak menjadi milik Messi (repro)

               Lain cerita di tim nasional (timnas) Argentina. Messi seakan kehilangan magicnya. Itu juga yang membuat Maradona pusing menentukan siapa “Ibrahimovic” atau “Iniesta” bagi Messi di tim Tango. Padahal, sang Allenatore punya setidaknya 10 nama yang pantas masuk sebagai kandidat.

Menyisir Jejak Peradaban

Oleh Heri Faisal

Judul : Atlantis, The Lost Continent Finally Found
Penulis : Prof. Arysio Santos
Penerbit : Ufuk Press
Cetakan : II, Maret 2010
Tebal : iv + 677 halaman


Selama 30 puluh tahun melakukan penelitian, Prof. Arysio Santos, geolog dan fisikawan nuklir Brasil mengidentifikasi bahwa lokasi sebenarnya tentang keberadaan benua Atlantis yang hilang adalah Indonesia. Kontan saja, penelitian profesor yang meninggal dunia pada 2005 lalu itu, mengejutkan dunia. Betapa tidak, selama ini Indonesia tidak pernah sekali pun disebut-sebut para ahli sebagai basis benua Atlantis.
Identifikasi Santos yang menyebutkan Indonesia sebagai bekas keberadaan Atlantis bukanlah pernyataan kosong untuk mematahkan penelitian ahli lainnya atau sekedar mencari sensasi semata. Santos tetap berpijak pada dua dialog Plato yang mendeskripsikan Atlantis dengan indahnya, Timaeus dan Critias. Dalam dialog tersebut Plato dengan jernih menggambarkan surga dunia Atlantis yang tanahnya subur, masyarakatnya makmur, dan kotanya maju. Namun peradaban paling tua di bumi itu tenggelam dihantam gelombang besar.

Petaka Air

Oleh Heri Faisal

Judul Buku : Pompeii
Penulis : Robert Harris
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : I, September 2009
Tebal : 392 Halaman


Tahukah kita seberapa penting fungsi air ? Apa pula jadinya jika hidup ini tanpa dilengkapi dengan sumber air yang memadai ? Tentunya kita akan mati. Tak hanya manusia, hewan, tumbuhan dan apapun namanya jika itu makhluk hidup, maka akan musnah tanpa sumber yang satu ini.
Karena begitu pentingnya air, maka banyak orang yang berusaha memanfaatkan sumber daya ini bagi kepentingan kelompok saja. Hal itu sudah berlangsung sangat lama. Bahkan mungkin sudah berlaku sejak beratus-ratus tahun sebelum Masehi.

Pemiskinan Melalui Korporatokrasi

Oleh Heri Faisal

Judul : Membongkar Kejahatan Jaringan Internasional
Judul Asli : The Secret History of The American Empire
Penulis : John Perkins
Penerbit : Ufuk Press
Cetakan I : Maret 2009
Tebal : xviii + 465


Pernahkah kita bangga memakai pakaian bermerek Nike, Adidas, Polo, GAP dan puluhan merk lainnya yang hanya bisa didapat dengan bilangan rupiah yang tak sedikit ? Pernahkah kita tahu dimana pakaian tersebut diproduksi ? Atau pernahkah kita tahu berapa besar bayaran buruh yang mengerjakan pakaian dengan harga selangit itu ?. Pastinya kita bangga memakai pakaian bermerk dan berkualitas tinggi yang diidentikkan dengan kalangan berada tersebut. Tetapi mungkin hanya segelitir dari kita yang tahu dimana barang-barang tersebut diproduksi dan dibayar berapa karyawannya.
Sebuah pengakuan terhadap ketidakseimbangan harga produk dengan bayaran buruh yang mengerjakannya diungkapkan John Perkins dalam bukunya The Secret History of The American Empire. Perkins membeberkan fakta bahwa buruh Nike di Jakarta hanya dibayar dua dolar perhari. Padahal mereka dipaksa kerja lembur hampir 15 jam setiap harinya. Tanpa pernah perusahaan memperdulikan bagaimana kesehatan dan taraf hidup para buruhnya. Kondisi serupa juga dirasakan ratusan ribu buruh di negara perwakilan perusahaan-perusahaan besar tersebut. Terutama di negara-negara berkembang yang kekuatan hukumnya masih bisa dimonopoli oleh penguasa.