Sabtu, 15 Oktober 2011

Kreatif sebelum ke Dunia Kerja

Oleh Heri Faisal


Menjadi profesional. Itulah target yang diharapkan anak-anak Sastra Production (Es-pe) setiap kali mengangkat acara. General Manager Es-pe, Chairani menyebut mereka selalu berusaha bekerja semaksimal mungkin untuk menyelesaikan acara yang diprogramkan.

Anggota Sastra Productions serius merencanakan kegiatan untuk Padang Fair 2011 yang ikut mereka isi (f/sy ridwan)

“Akhir tahun ini kami akan mengisi beberapa kegiatan di Padang Fair 2011, termasuk kegiatan rutin kami, Boom Sastra,” katanya kepada Padang Ekspres, kemarin (14/10). Kegiatan di Padang Fair itu meliputi iven pendidikan, kebudayaan, dan hiburan.

Kata Rani, panggilan akrab Chairani, masing-masing iven itu harus diisi dengan acara-acara yang kreatif. “Kami masih rancang, tunggu saja tanggal mainnya,” ujar dara asal Bukittinggi itu penuh rahasia.

Senin, 10 Oktober 2011

Mengincar Puncak Kedua

Oleh Heri Faisal


Puncak pertama dari tujuh gunung tertinggi di dunia, Carstenz Pyramid di pegunungan Jayawijaya, Papua dengan ketinggian 4.884 meter dari permukaan laut (mdpl) sudah tiga kali dicapai Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Unand. Yakni sejak 2005, 2006, dan teranyar April lalu.

Beginilah kegiatan Mapala Unand. Selain mendaki gunung, olahraga Arung Jeram juga dilakoni. (f/ist)

Mengawali misi untuk melewati ketujuh puncak tertinggi dunia (Everest, Aconcagua, McKinley, Kilimanjaro, Elbrus, Vinson Massif, dan Carstenz Pyramid) tersebut, mereka memilih Carstenz sebagai pelabuhan awal. Selain masih berada di wilayah teritorial Indonesia, Papua, biaya yang dibutuhkan pun relatif lebih murah daripada pendakian puncak lainnya.

“Alhamdulillah, kami bisa melewati puncak itu dengan selamat,” kata Hardi Diarmi, pendaki senior Mapala Unand. Menurutnya, itu langkah awal yang baik untuk melakukan pendakian selanjutnya. Dalam waktu dekat, Hardi dan timnya berencana sudah mencapai puncak Elbrus di Pegunungan Kaukasus, Rusia dengan ketinggian 5.642 mdpl, dan  Gunung Kilimanjaro setinggi 5.895 mdpl di Tanzania, Afrika.

Cetak Jurnalis Andal

Oleh Heri Faisal

Sumatera Barat dikenal sebagai ladangnya penulis cum jurnalis. Dari dinasti Adityawarman, masa kolonial, hingga pascakemerdekaan selalu saja ada penulis ternama yang bermunculan. Sejarah juga mencatat di luar Jawa, surat kabar pertama terbit di Padang, Bintang Timor. Masyarakat Padang sudah membaca surat kabar berbahasa Melayu itu sejak 1864, jauh sebelum muncul koran-koran di daerah lain.

Tahun berganti tahun, jurnalis-jurnalis kenamaan lahir dari negeri Minangkabau. Dari Adinegoro, Rohana Kudus, Rosihan Anwar, Jusuf Ishak, hingga Karni Ilyas menjadi contoh di ranah nasional. Sayang generasi itu tak berlanjut sekarang. Sulit mencari jurnalis muda dengan bakat dan integritas mumpuni dari Sumbar.

“Dasar itu pula yang menggerakkan kami untuk mendirikan Asosiasi Pers Mahasiswa (Aspem) Sumbar,” kata Hendra kepada Padang Ekspres, Kamis (29/9). Menurutnya, pers kampus adalah sarana yang paling tepat untuk mendidik calon-calon jurnalis. Sayangnya karena tidak ada wadah, masing-masing pers kampus jalan sendiri-sendiri.