Jumat, 02 Agustus 2013

Menuju El Classico Paling "Kalem"

Heri Faisal

Setelah Jose Mourinho memutuskan kembali ke Inggris membesut The Blues, medio Mei lalu, sontak gelagat suguhan El Classico –duel Real Madrid versus Barcelona- musim depan dinilai menurun. Apalagi pengganti entrenador yang menjuluki dirinya The Only One itu, Carlo Ancelotti terbilang pendiam.


Tensi tinggi El Classico seperti ini, tampaknya tak akan terjadi lagi musim depan. Carletto (Madrid) dan Tata (Barcelona) cenderung pendiam dan tak suka menyulut perang lewat media (f/ republika.co.id)

Setahun lalu, gaung perang El Classico sebenarnya sudah kian pudar seiring mundur sementaranya Pep Guardiola dari dunia sepakbola. Mou yang menangani Real Madrid praktis  tanpa lawan karena Tito Vilanova tak suka menyulut perang lewat media.

Padahal, dua tahun berselang, 2010-2011 dan 2011-2012 mungkin bisa disebut puncak El Classico di Primera Division Spanyol. Tensi pertandingan yang dimunculkan sosok “Mou” di Madrid dan “Pep” di kubu Barca bisa meningkatkan rating La Liga. Plus keberhasilan mereka menciptakan dua ikon sepakbola Lionel Messi versus Christiano Ronaldo, menuju penasbihan siapa yang terbaik di dunia, selalu ditunggu jutaan pasang mata.