Sabtu, 20 Oktober 2012

New Winner Again Champions League ?

Oleh Heri Faisal

Secara mengejutkan Liga Champion Eropa musim 2011-2012 dimenangkan Chelsea. Bermain di Allianz Arena, Munich pada partai final menghadapi si “empunya rumah” Bayern Muenchen, anak asuh Roberto Di Matteo sama sekali tak diunggulkan. Rumah taruhan besar dunia sepakat menjagokan The Hollywood mengangkat “si kuping besar” pada perhelatan edisi ke 57 itu. 
Chelsea akhirnya keluar sebagai juara baru Liga Champions 2011-2012, setelah terakhir kali diraih Borossia Dortmund musim 1996-1997 (f/ repro) 
Maklum, selain bermain di kandang sendiri, Die Rotten adalah pengoleksi 4 titel Champions sebelumnya. Tambahan fakta, mereka diisi skuad mumpuni dalam diri Philipe Lahm, Bastian Schwensteiger, Mario Gomez, Arjen Robben, Frank Ribery, Toni Kroos, dan Manuel Neuer di bawah mistar. Plus harmonisasi tim yang terjaga dengan baik dibawah kendali pelatih kawakan Jupp Heynckes. Sulit menebak mereka tak juara malam itu. Satu fakta unik lagi, Liga Champions tak bersahabat dengan calon juara baru. Jelaslah, Muenchen sangat diunggulkan.
Sejarah mencatat juara baru terakhir muncul saat Borosia Dortmund menundukkan Juventus musim 1996-1997 lalu. Setelahnya, beberapa tim kuat yang digadang masuk daftar juara Champions malah melempen di partai puncak.
Jejak Dortmund coba diikuti Valencia musim 1999-2000. Anak asuh Hector Cuper mampu menunjukkan permainan menawan sepanjang musim. Namun pertandingan pamungkas di Stade de France, Saint-Denis jumpa Real Madrid menyadarkan diri mereka bahwa tropi Champions adalah milik komunitas jawara saja. Valencia digebuk 3-0 lewat gol duet Raul Gonzales-Fernando Morientes, satu gol tambahan dicetak Steve McManaman.
Gaizka Mendieta tetap tak mampu membawa klubnya Valencia menjuarai Liga Champions, meski dua kali mencapai final (f/ repro)
Setahun kemudian Los Che kembali ke puncak dengan skuad lebih kokoh. Mereka dihuni sederetan pemain matang semacam Mauricio Pellegrino, Santiago Canizares, Roberto Ayala, Gaizka Mendieta, Killy Gonzalez, Pablo Aimar hingga kapten Les Blues, Didier Deschamps. Namun final di San Siro menghadapi Bayern Muenchen lagi-lagi harus disudahi dengan tangisan. Valencia kalah adu penalty 4-5.
Tahun 2002 harapan munculnya juara baru disematkan kepada Bayern Leverkusen saat menghadapi Real Madrid di Hampden Park, Glasgow. Dengan skuad muda semacam Michael Ballack, Lucio, Yildiray Basturk, dan Dimitar Berbatov, anak asuh Klaus Toppmoller berharap bisa mengubur kedigdayaan Madrid.
Harapan membumbung ketika Lucio mampu menyamakan skor setelah tertinggal lewat gol Raul. Tetapi kematangan pemegang juara dunia 1998 dan juara Eropa 2000, Zinedine Zidane memastikan Les Marengues menggenggam gelar ke Sembilan. Madrid terlalu kokoh untuk dikalahkan.       
Asa melihat hadirnya juara baru kembali melesat ketika AS Monaco menembus final Liga Champions 2004. Tampil menawan dengan membuat kejutan sepanjang musim, skuad asuhan Didier Deschamps diprediksi membawa pulang tropi juara. Apalagi lawan yang mereka hadapi di final tergolong lemah FC Porto. Tapi yang terjadi kemudian, justru sebaliknya. Deco Souza cs membenamkan Monaco 3-0 tanpa balas. Sekaligus melengkapi torehan gelar mereka menjadi dua.
Medio 2006, klub impresif Arsenal mencoba peruntungan untuk menjadi juara baru. Mereka berhasil mencapai final dan berhadapan dengan Barcelona. Meski diisi talenta dan caretaker asal Perancis dimana final berlangsung, mereka tetap gagal membawa pulang tropi. Kapten Thierry Henry dan pelatih Arsene Wenger gagal memanfaatkan dukungan publik Paris kepada mereka. Barca pimpinan Frank Rijkaard meletakkan fondasi mereka menguasai Eropa lewat pertandingan tersebut.
Laga bertajuk All England Final yang mempertemukan Chelsea (calon juara baru) dengan Manchester United dihelat di Luzhniki Stadium, Moscow. Chelsea sedikit diuntungkan dengan keberadaan bos Roman Abramovich yang asli Rusia, sehingga dukungan besar penonton sebagai kekuatan tambahan mereka dapatkan.
Namun seperti ujaran Carlo Ancelotti, dukungan besar penonton dan kekuatan tim saja belum cukup untuk mengantongi gelar, perlu sedikit keberuntungan. Tampaknya keberuntungan itu belum memihak Chelsea. Penalti terakhir Les Blues oleh John Terry gagal menjadi gol. Manchester United kembali melanjutkan tradisi tak ada juara baru di altar Champions.
Empat tahun berselang Chelsea berusaha mematahkan tradisi itu. Tetapi kondisi tim sedang goyah. Bos Abramovic dengan gampang memecat Andre Villas Boas di tengah kompetisi. Kepercayaan antar pemain pun mulai pudar. Tampaknya Chelsea akan puasa gelar musim 2012.
Dengan skuad lengkap, Manchester City yakin mampu mengulang kesuksesan Chelsea musim lalu sebagai juara baru Liga Champions (f/ repro)
Namun, keajaiban itulah yang terjadi. Chelsea justru tampil efektif setelah ditinggal AVB. Secara mengejutkan mereka menjulkankan Napoli di perdelapan final, menyingkirkan Benfica, dan menggilas juara bertahan Barcelona di semifinal. Dan puncaknya, dengan permainan defensif nan efektif Bayern Muenchen pun dikalahkan di final. Chelsea keluar sebagai juara baru.
Musim 2012-2013 akankah Liga Champions kembali melahirkan juara baru ? Bisa saja. Maklum, musim ini ada begitu banyak klub kaya baru yang tampil bagus di liga, dan dipredisksi bisa membuat kejutan di Liga Champions.
Manchester City yang kini tengah menjadi buah bibir di Inggris setelah menjuarai Premier League musim lalu diprediksi bisa melanjutkan kekuasaannya ke ranah Eropa. Klub binaan pelatih Roberto Mancini ini memiliki kedalaman skuad yang setara dengan Barcelona, Real Madrid, dan Manchester United.
Dengan kekuatan finansial tak terbatas dari pemilik klub pengusaha asal Abu Dhabi, The City dengan gampang mengumpulkan deretan nama semisal Sergio Aguero, Carlos Tevez, David Silva, Samir Nasri, Mario Baloteli, Yaya Toure, Alexandar Kolarov hingga kiper Joe Hart. Dengan komposisi semacam itu bukan mustahil City menyodok melindas langganan juara.
Selain Manchester City, nama Paris Saint Germain (PSG) juga mendapat sorotan. Setelah dibeli pengusaha tanah Arab lainnya. PSG berbenah dengan mendatangkan Leonardo Araujo sebagai direktur teknik, Carlo Ancelotti di kursi pelatih dan daftar deretan pemain top. Penikmat sepakbola mungkin akan geleng kepala melihat daftar skuad PSG. Ada Zlatan Ibrahimovic, Ezequel Lavezzi, Javier Pastore, Thiago Silva, Alex, Maxwell, Gregory van der Wiel, Tiago Motta, dan Nene yang siap unjuk kebolehan mengangkat pamor Paris di Eropa.
Selain tim kaya baru tersebut masih ada klub asal Inggris, Arsenal yang tak bisa dipandang sebelah mata. Meski kehilangan Robin van Persie dan Alex Song mereka tetap kompetitif dengan bergabungnya Lukas Podolski, Oliver Giroud, dan Santi Cazorla awal musim ini.
Kekuatan lain datang dari Spanyol. Meski tidak jor-joran membeli pemain, Malaga yang juga dimiliki pengusaha Arab dan Valencia tetap berpotensi membuat kejutan. Malaga diarsiteki manajer asal Chile Manuel Pellegrini. Sampai pekan ke tujuh La Liga mereka kokoh di papan atas. Nama-nama semacam Javier Saviola, Martin Demichelis, Jeremie Toulalan, Joaquin Sanchez, dan Julio Baptista adalah jaminan kualitas.
Valencia juga tak kalah mentereng, tim yang sudah dua kali tampil di final ini diperkuat pemain sekelas Roberto Soldado, Fernando Gago, dan Andres Guardado. Arsitek Mauricio Pellegrino ingin mengikuti jejak seniornya Hector Cuper menancapkan taji kelelawar di Eropa. So, New Winner Again Champions League ? Kita tunggu kiprah tim tim baru itu.     
      

        

Tidak ada komentar: