Oleh Heri Faisal
Secara mengejutkan Liga Champion Eropa musim
2011-2012 dimenangkan Chelsea. Bermain di Allianz Arena, Munich pada partai
final menghadapi si “empunya rumah” Bayern Muenchen, anak asuh Roberto Di
Matteo sama sekali tak diunggulkan. Rumah taruhan besar dunia sepakat
menjagokan The Hollywood mengangkat “si kuping besar” pada perhelatan edisi ke
57 itu.
Chelsea akhirnya keluar sebagai juara baru Liga Champions 2011-2012, setelah terakhir kali diraih Borossia Dortmund musim 1996-1997 (f/ repro)
Maklum, selain bermain di kandang sendiri, Die Rotten
adalah pengoleksi 4 titel Champions sebelumnya. Tambahan fakta, mereka diisi
skuad mumpuni dalam diri Philipe Lahm, Bastian Schwensteiger, Mario Gomez,
Arjen Robben, Frank Ribery, Toni Kroos, dan Manuel Neuer di bawah mistar. Plus
harmonisasi tim yang terjaga dengan baik dibawah kendali pelatih kawakan Jupp
Heynckes. Sulit menebak mereka tak juara malam itu. Satu fakta unik lagi, Liga
Champions tak bersahabat dengan calon juara baru. Jelaslah, Muenchen sangat
diunggulkan.
Sejarah mencatat juara baru terakhir muncul saat Borosia
Dortmund menundukkan Juventus musim 1996-1997 lalu. Setelahnya, beberapa tim
kuat yang digadang masuk daftar juara Champions malah melempen di partai
puncak.
Jejak Dortmund coba diikuti Valencia musim
1999-2000. Anak asuh Hector Cuper mampu menunjukkan permainan menawan sepanjang
musim. Namun pertandingan pamungkas di Stade de France, Saint-Denis jumpa Real
Madrid menyadarkan diri mereka bahwa tropi Champions adalah milik komunitas
jawara saja. Valencia digebuk 3-0 lewat gol duet Raul Gonzales-Fernando
Morientes, satu gol tambahan dicetak Steve McManaman.
Gaizka Mendieta tetap tak mampu membawa klubnya Valencia menjuarai Liga Champions, meski dua kali mencapai final (f/ repro)
Setahun kemudian Los Che kembali ke puncak dengan
skuad lebih kokoh. Mereka dihuni sederetan pemain matang semacam Mauricio
Pellegrino, Santiago Canizares, Roberto Ayala, Gaizka Mendieta, Killy Gonzalez,
Pablo Aimar hingga kapten Les Blues, Didier Deschamps. Namun final di San Siro
menghadapi Bayern Muenchen lagi-lagi harus disudahi dengan tangisan. Valencia
kalah adu penalty 4-5.
Tahun 2002 harapan munculnya juara baru disematkan
kepada Bayern Leverkusen saat menghadapi Real Madrid di Hampden Park, Glasgow.
Dengan skuad muda semacam Michael Ballack, Lucio, Yildiray Basturk, dan Dimitar
Berbatov, anak asuh Klaus Toppmoller berharap bisa mengubur kedigdayaan Madrid.
Harapan membumbung ketika Lucio mampu menyamakan
skor setelah tertinggal lewat gol Raul. Tetapi kematangan pemegang juara dunia
1998 dan juara Eropa 2000, Zinedine Zidane memastikan Les Marengues menggenggam
gelar ke Sembilan. Madrid terlalu kokoh untuk dikalahkan.
Asa melihat hadirnya juara baru kembali melesat ketika
AS Monaco menembus final Liga Champions 2004. Tampil menawan dengan membuat kejutan
sepanjang musim, skuad asuhan Didier Deschamps diprediksi membawa pulang tropi
juara. Apalagi lawan yang mereka hadapi di final tergolong lemah FC Porto. Tapi
yang terjadi kemudian, justru sebaliknya. Deco Souza cs membenamkan Monaco 3-0
tanpa balas. Sekaligus melengkapi torehan gelar mereka menjadi dua.
Medio 2006, klub impresif Arsenal mencoba
peruntungan untuk menjadi juara baru. Mereka berhasil mencapai final dan
berhadapan dengan Barcelona. Meski diisi talenta dan caretaker asal Perancis
dimana final berlangsung, mereka tetap gagal membawa pulang tropi. Kapten
Thierry Henry dan pelatih Arsene Wenger gagal memanfaatkan dukungan publik Paris
kepada mereka. Barca pimpinan Frank Rijkaard meletakkan fondasi mereka
menguasai Eropa lewat pertandingan tersebut.
Laga bertajuk All England Final yang mempertemukan
Chelsea (calon juara baru) dengan Manchester United dihelat di Luzhniki
Stadium, Moscow. Chelsea sedikit diuntungkan dengan keberadaan bos Roman
Abramovich yang asli Rusia, sehingga dukungan besar penonton sebagai kekuatan
tambahan mereka dapatkan.
Namun seperti ujaran Carlo Ancelotti, dukungan besar
penonton dan kekuatan tim saja belum cukup untuk mengantongi gelar, perlu
sedikit keberuntungan. Tampaknya keberuntungan itu belum memihak Chelsea.
Penalti terakhir Les Blues oleh John Terry gagal menjadi gol. Manchester United
kembali melanjutkan tradisi tak ada juara baru di altar Champions.
Empat tahun berselang Chelsea berusaha mematahkan
tradisi itu. Tetapi kondisi tim sedang goyah. Bos Abramovic dengan gampang
memecat Andre Villas Boas di tengah kompetisi. Kepercayaan antar pemain pun mulai
pudar. Tampaknya Chelsea akan puasa gelar musim 2012.
Dengan skuad lengkap, Manchester City yakin mampu mengulang kesuksesan Chelsea musim lalu sebagai juara baru Liga Champions (f/ repro)
Namun, keajaiban itulah yang terjadi. Chelsea justru
tampil efektif setelah ditinggal AVB. Secara mengejutkan mereka menjulkankan
Napoli di perdelapan final, menyingkirkan Benfica, dan menggilas juara bertahan
Barcelona di semifinal. Dan puncaknya, dengan permainan defensif nan efektif Bayern
Muenchen pun dikalahkan di final. Chelsea keluar sebagai juara baru.
Musim 2012-2013 akankah Liga Champions kembali
melahirkan juara baru ? Bisa saja. Maklum, musim ini ada begitu banyak klub
kaya baru yang tampil bagus di liga, dan dipredisksi bisa membuat kejutan di
Liga Champions.
Manchester City yang kini tengah menjadi buah bibir
di Inggris setelah menjuarai Premier League musim lalu diprediksi bisa
melanjutkan kekuasaannya ke ranah Eropa. Klub binaan pelatih Roberto Mancini
ini memiliki kedalaman skuad yang setara dengan Barcelona, Real Madrid, dan
Manchester United.
Dengan kekuatan finansial tak terbatas dari pemilik
klub pengusaha asal Abu Dhabi, The City dengan gampang mengumpulkan deretan
nama semisal Sergio Aguero, Carlos Tevez, David Silva, Samir Nasri, Mario Baloteli,
Yaya Toure, Alexandar Kolarov hingga kiper Joe Hart. Dengan komposisi semacam
itu bukan mustahil City menyodok melindas langganan juara.
Selain Manchester City, nama Paris Saint Germain (PSG)
juga mendapat sorotan. Setelah dibeli pengusaha tanah Arab lainnya. PSG
berbenah dengan mendatangkan Leonardo Araujo sebagai direktur teknik, Carlo
Ancelotti di kursi pelatih dan daftar deretan pemain top. Penikmat sepakbola
mungkin akan geleng kepala melihat daftar skuad PSG. Ada Zlatan Ibrahimovic,
Ezequel Lavezzi, Javier Pastore, Thiago Silva, Alex, Maxwell, Gregory van der
Wiel, Tiago Motta, dan Nene yang siap unjuk kebolehan mengangkat pamor Paris di
Eropa.
Selain tim kaya baru tersebut masih ada klub asal Inggris,
Arsenal yang tak bisa dipandang sebelah mata. Meski kehilangan Robin van Persie
dan Alex Song mereka tetap kompetitif dengan bergabungnya Lukas Podolski,
Oliver Giroud, dan Santi Cazorla awal musim ini.
Kekuatan lain datang dari Spanyol. Meski tidak
jor-joran membeli pemain, Malaga yang juga dimiliki pengusaha Arab dan Valencia
tetap berpotensi membuat kejutan. Malaga diarsiteki manajer asal Chile Manuel
Pellegrini. Sampai pekan ke tujuh La Liga mereka kokoh di papan atas. Nama-nama
semacam Javier Saviola, Martin Demichelis, Jeremie Toulalan, Joaquin Sanchez,
dan Julio Baptista adalah jaminan kualitas.
Valencia juga tak kalah mentereng, tim yang sudah
dua kali tampil di final ini diperkuat pemain sekelas Roberto Soldado, Fernando
Gago, dan Andres Guardado. Arsitek Mauricio Pellegrino ingin mengikuti jejak
seniornya Hector Cuper menancapkan taji kelelawar di Eropa. So, New Winner
Again Champions League ? Kita tunggu kiprah tim tim baru itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar