Oleh Heri Faisal
Jumat, 18 Maret lalu, UEFA melakukan pengundian perempatfinal Liga Champions di markas mereka di Nyon, Swiss. Liga Champions musim 2010-2011 ini memang menarik perhatian jutaan pasang mata di dunia. Untuk pertama kali pertandingan perdelapanfinal hanya dihelat dua pertandingan dalam semalam. Ini memang imbas tingginya permintaan televisi untuk tayangan live Liga Champions. Bisa jadi mulai musim depan, Liga Champions hanya ditayangkan satu pertandingan dalam semalam.
Internazionale yang secara dramatis menyingkirkan Bayern Muenchen di 16 besar harus kembali bertemu tim Jerman lainnya, Schalke 04. Meski kalah di Giuseppe Meazza, anak asuh Leonardo Araujo mampu mengatasi permainan kolektif yang diperagakan Arjen Robben dkk. I Nerazurri sukses membungkam publik Allianz Arena. Mereka lolos dengan agresivitas gol tandang, agregat 3-3 (1-0, dan 2-3). Tapi Schalke 04 yang kali ini diarsiteki mantan pelatih mereka Ralf Rangnick optimis menatap pertandingan delapan besar nanti.
Secara dramatis Internazionale menyingkirkan Bayern Muenchen di 16 besar Liga Champions. Sempat kalah 0-1 di Giuseppe Meazza, anak asuh Leonardo mampu menang 3-2 di Allianz Arena (f/repro)
Schalke 04 punya pengalaman bagus menghadapi Internazionale. Memori final Piala UEFA 1997 ingin kembali diulang. Saat itu, Schalke 04 memang adu penalti setelah di pertandingan normal, kandang dan tandang, berbagi angka 1-1. Masalahnya, meski memiliki dereten pemain bertalenta apik macam Manuel Neuer, Christoph Metzelder, Jefferson Farfan, Klaus jan Huntelaar, dan maestro Raul Gonzales, Schalke 04 baru saja memecat pelatih Felix Magath yang dianggap gagal menggerek prestasi Royal Blues di Bundesliga. So, Rangnick yang menggantikannya harus meracik kembali tim bertabur bintang ini agar semakin padu.
Juara bertahan Internazionale yang sempat diragukan di awal musim, kembali menunjukkan mental juara mereka. Pemainan Wesley Sneijder, Samuel Eto’o, dan Esteban Cambiasso sudah kembali ke performa awal sejak dilatih Leonardo. Klub milik Massimo Moratti ini sudah berada di jalur positif untuk mempertahankan trible winners yang mereka raih tahun lalu. Bahkan Moratti sudah sesumbar ingin bertemu Real Madrid yang diarsiteki mantan pelatih Inter, Jose Mourinho di Wembley nanti.
Di pertandingan lainnya, Chelsea yang tak memiliki beban tinggi saat menyingkirkan Kovenhabn, harus bertarung dengan tim sesama Inggris, Manchester United. Pertemuan keduanya dianggap sebagai ulangan final Liga Champions 2007/08, dimana Chelsea harus mengakui kejelian taktik Sir Alex. Partai ini juga disebut-sebut akan jadi pelampiasan dendam The Blues.
Carlo Ancelotti punya pengalaman bagus bertemu Manchester United. Saat membesut Milan, ia dua kali mengangkangi Sir Alex di Liga Champions musim 2004/05 dan 2006/07 (f/repro)
Chelsea sudah melupakan kekalahan di Moscow itu. Allenatore Carlo Ancelotti asal Italia yang kenyang asam garam Liga Champions ketika membesut Milan dipercaya mampu menjawab dahaga sekaligus impian tertinggi klub London Barat ini. Pertengahan Januari lalu, mereka menambah amunisi Fernando Torres dari Liverpool untuk melengkapi barisan depan yang sudah diisi Didier Drogba, Nicholas Anelka, dan Florent Malouda. Di sektor pertahanan, John Terry cs akan ditemani David Luiz, defensor muda asal Brazil yang meroket bersama Benfica. Kedatangan keduanya diharapkan mampu mempersolid tim yang bermarkas di Stamford Bridge ini.
Seteru mereka Manchester United tak melakukan banyak perubahan dalam komposisi tim. Sir Alex hanya memberikan porsi bertanding lebih untuk pemain muda mereka. Praktis hanya Javier “Chicharito” Hernandez yang tercatat sebagai pendatang baru. Dengan sekuad yang ada, United masih memimpin di Premier League. Dimitar Berbatov cs berpeluang mengikuti jejak senior mereka musim 1998/99 dengan meraih trible winners (Juara Liga Champions, Premier League, dan FA Cup). Jika mampu menyingkirkan Chelsea, United akan bertemu pemenang duel Intenazionale versus Schalke 04 di semifinal.
Sekali lagi, duel Chelsea versus United juga berarti duel dua pelatih top dunia. Alex Ferguson maupun Ancelotti, masing-masing sudah memenangi dua gelar Liga Champions. Sir Alex merebutnya pada musim 1998/99 ketika mengalahkan Bayern Muenchen di Cam Nou, dan musim 2007/08 di Stadion Luzhniki, Moscow. Ironisnya tim yang dikalahkan Sir Alex di Rusia itu adalah Chelsea yang juga milik jutawan Rusia, Roman Abramovich.
Sementara Carlo Ancelotti, memenanginya bersama AC Milan pada musim 2002/03 saat menang atas Juventus di Old Trafford, dan musim 2006/07 ketika menundukkan tim Inggris lainnya, Liverpool di Athena, Yunani. Kini keduanya berpacu memburu gelar ketiga. Soal taktik permainan, Don Carlo punya pengalaman dua kali mengangkangi Sir Alex di Liga Champions. Babak 16 besar Liga Champions 2005, Milan dua kali menang atas United masing-masing 1-0 di kandang dan tandang. Kedua gol baik di San Siro maupun di Old Trafford itu dicetak oleh Hernan Crespo. Terakhir, Carletto menang taktik atas Fergie di semifinal Liga Champions 2007. Milan menang agregat 5-3 (2-3 dan 3-0).
Jose Mourinho berambisi menjadi pelatih pertama yang menjuarai Liga Champions dengan tiga klub berbeda. Sebelumnya, Mou membawa Porto juara musim 2003/04 dan Internazionale musim 2009/10 (f/repro)
Pada partai lainnya, tim asal London Utara, Tottenham Hotspur harus bertemu dengan raksasa Spanyol, Real Madrid. Soal prestasi dan pengalaman di Liga Champions, Madrid tak bisa dibandingkan dengan Spurs. Los Merengues sudah memenangi sembilan gelar Champions. Dan ini hanya bisa didekati Milan (7 gelar), dan Liverpool (5 gelar). Sementara Tottenham hanyalah debutan di Liga Champions musim ini.
Tapi soal kondisi kekinian, Tottenham layak diperhitungkan bakal jadi sandungan. Tim besutan Harry Radknapp ini diisi talenta-talenta muda yang siap membalikkan prediksi pengamat sepakbola. Di penyisian grup, mereka tampil luar biasa dengan mengangkangi juara bertahan Internazionale. Dan menyingkirkan Milan di perdelapan final lalu. Rafael van der Vaart sangat berambisi bertemu bekas klubnya dan kembali ke Santiago Bernabeu dengan kemenangan untuk Tottenham.
Lionel Messi dan FC Barcelona masih menjadi momok di Liga Champions. Selain Messi, di tim asal Catalonia ini juga berisi dua pemain terbaik dunia lainnya, Andres Iniesta dan Xavi Hernandez (f/repro)
Tetapi kondisi ruang ganti Madrid sejak ditangani Jose Mourinho jauh lebih kondusif. Pelatih asal Portugal ini dianggap sebagai arsitek tim terbaik saat ini. Sejak menukangan FC Porto pada 2002, Mourinho tak pernah lepas dari gelar juara. Ia mengantar Porto yang sama sekali tak diperhitungkan menjuarai Liga Champions musim 2003/04. Lalu terakhir membawa Internazionale juara musim lalu di Bernabeu. The Special One julukannya berambisi menjadi menjadi pelatih pertama yang menjuarai Liga Champions dengan tiga klub berbeda. Saat ini ia sudah menyamai prestasi Ernst Happel dan Ottmar Hitzfeld yang menjuarai Champions dengan dua klub berbeda.
Materi di lapangan juga sedikit menguntungkan Madrid. Tim ini diperkuat barisan pemain top dunia, Christiano Ronaldo, Iker Cassilas, Xabi Alonso, Karim Benzema, Mesut Oezil, Ricardo Kaka, dan pemain berlabel papan atas lainnya. Secara kasat mata, Madrid lebih diunggulkan memenangi duel ini. Tetapi jawaban sesungguhnya tetap tersaji di Santiago Bernabeu dan White Hart Lane nanti.
Pertandingan terakhir mempertemukan wakil Spanyol lainnya, Barcelona yang berhadapan dengan wakil Ukraina, Shaktar Donetsk. Saat ini El Barca dianggap sebagai tim terbaik yang tak tertandingi oleh tim manapun. Bukti terakhir saat menyingkirkan Arsenal di perdelapan final lalu. Arsenal yang antraktif tak berkutik di depan anak-anak Catalonia. Di tim besutan pelatih muda Joseph Guardiola ini, diisi tiga pemain terbaik dunia 2010, Lionel Messi, Andres Iniesta, dan Xavi Hernandez. Sejak Pep naik tahta menggantikan Frank Rijkaard pada pertengahan 2008 lalu, ia langsung menarik perhatian. Di musim pertamanya menangani klub professional, Pep langsung membawa Barcelona meraih trible winners. Sejak itu Barca tak pernah absen gelar setiap tahunnya.
Laga klasik Real Madrid versus Barcelona berpeluang besar mentas di semifinal Liga Champions musim ini (f/repro)
Tetapi bertemu Donetsk, Barcelona harus ekstra waspada. Meski tak memiliki prestasi apik atau pengalaman sejauh Barca di Liga Champions, tim besutan Mircea Lucescu bisa saja memutarbalikkan prediksi pengamat sepakbola. Meski tak memiliki barisan bintang top, mereka sudah membuktikan mampu tampil hebat setelah menyingkirkan Roma di 16 besar lalu.
Melihat hasil undian perempat final musim ini, duel El Classico antara Real Madrid versus Barcelona berpeluang besar mentas di semifinal nanti. Jika sudah begitu, Spanyol dipastikan mengirim wakilnya ke Wembley. Siapa lawan mereka, tentu masih melihat pertarungan sengit empat tim lainnya di perempatfinal ini.
Situs goal.com melalui polling pembacanya, sementara ini menempatkan partai Internazionale melawan Real Madrid sebagai final idaman. Diikuti duel Manchester United versus Real Madrid, Chelsea versus Barcelona, Manchester United versus Barcelona, dan Internazionale versus Barcelona. Kelima tim ini memang paling dijagokan jutaan pecinta sepakbola dunia menembus final. Melihat kapasitas kelimanya, jelas sulit untuk memprediksi tim mana yang keluar sebagai pemenang. Hanya faktor kecerdikan dan keberuntungan saja yang akan mengantar salah satu dari lima tim ini mengangkat tropi di Wembley nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar