Oleh Heri Faisal
Pekan ini, pertarungan second leg perdelapan final Liga Champions Eropa kembali dimulai. Siapa yang akan membawa pulang trofi tingkat klub paling berkelas dari benua biru itu ? Masih harus menunggu Mei untuk mendapatkan jawaban tepat ketika final digelar di Wembley nanti.
Saat ini ada 16 tim saling sikut untuk memperebutkan delapan tiket yang disiapkan di fase selanjutnya. Gambaran tim mana saja yang berpotensi meraih jatah itu sudah mulai tampak. Inggris diwakili empat timnya, Manchester United, Arsenal, Chelsea, dan Tottenham Hotspurs. Spanyol dengan tiga wakilnya, Barcelona, Real Madrid, dan Valencia. Italia menempatkan Internazionale, AC Milan, dan Roma. Jerman menyertakan Bayern Muenchen dan Schalke, Prancis diwakili Lyon dan Marseille, Ukraina lewat Shakhtar Donetsk, dan Denmark diwakili Kovenhabg.
Wembley Stadium di London kembali menjadi view final Liga Champions 2010/2011. Stadion milik tim nasional Inggris ini sudah menghelat lima kali partai final. Empat diantaranya melahirkan juara baru. AC Milan, Manchester United, Ajax Amsterdam, dan Barcelona mengawali kejayaan dari sini. (f/repro)
Dua minggu lalu, semua tim sudah memulai langkah saling bunuh guna melapangkan jalan menuju Wembley. Arsenal yang bermarkas di Emirates Stadium menggulung Barcelona yang diisi tiga pemain terbaik dunia 2010 dengan skor tipis 2-1. Tak masalah, setidaknya anak asuh Arsene Wenger memiliki optimisme tinggi menjelang laga kedua di Camp Nou nanti. Chelsea dengan tenang menggasak kovenhab di Denmark. Dan yang lebih fenomenal adalah kemenangan Tottenham Hotspurs di kandang tim kuat AC Milan. Satu kaki mereka sudah di perempat final. Rafael van der Vaart cs hanya butuh hasil seri di White Hate Line nanti.
Dendam final Liga Champions tahun lalu di Santiago Bernabeu sukses dituntaskan Bayern Muenchen tatkala menyambangi juara bertahan Internazionale di Giuseppe Meazza. Duet Robbery (Arjen Robben-Frank Ribery) mampu meraih kemenangan dan berpeluang besar menuju Webley di London. Di pertandingan lainnya tim berjubel bintang Real Madrid gagal menang atas Lyon. Demikian pula dengan Manchester United yang ditahan Marseille tanpa gol di Stade Vellodrome. Valencia juga ditahan Schalke 1-1. AS Roma melengkapi nasib sial tim Italia setelah ditundukkan tamunya Shakhtar Donetsk 3-2. Ketiga tim Italia gagal menang di kandang.
Perhelatan final Liga Champions yang ke 56 kembali digelar di Wembley. Statusnya, stadion berkapasitas 90.000 tempat duduk ini adalah milik tim nasional Inggris. Wembley merupakan stadion berkapasitas terbesar kedua di Eropa setelah Camp Nou, memang tak asing soal menggelar final Liga Champions. Sejak Liga Champions pertama kali dihelat tahun 1956, Wembley sudah dipercaya mementaskan lima kali partai final. Dan ini untuk kali ke enam.
Musim ini, Chelsea paling serius membidik titel Liga Champions. Tim besutan Carlo Ancelotti ini rela melepas persaingan di FA Cup dan Premier League (f/repro)
Status Wembley yang bukan milik salah satu klub di Liga Champions kali ini jadi rebutan. Empat tim asal Inggris dan terutama tiga tim asal kota London, dimana Wembley berdiri megah paling mendapat sorotan. Arsenal, Chelsea, dan Tottenham Hotspurs bisa menjadikan Wembley kandang mereka jika mampu lolos ke final nanti. Ketiganya memang paling pantas karena secara tidak langsung telah mewakili hegemoni London.
Sepanjang catatan turnamen, baru dua tim yang memenangi Liga Champions di kandang mereka sendiri. Real Madrid memulainya ketika mengalahkan Fiorentina 2-0 di Santiago Bernabeu musim 1956/57, dan terakhir Internazionale di musim 1964/65 ketika menang 1-0 atas Benfica di San Siro. Kini tiga tim London berkesempatan membuat merah, biru, atau putih Wembley.
Arsenal, Chelsea, dan Tottenham Hotspurs memiliki materi yang cukup untuk menang kali ini. Arsenal masih dilatih pelatih elegan Arsene Wenger yang sudah 14 tahun mengampu klub London Utara tersebut. Setelah berakhirnya era Tony Adams, Dennis Bergkamp, Patrick Vieira, dan Thierry Henry, Arsenal belum kehabisan bintang. Kini skuad mereka berisi talenta-talenta muda yang siap meledak kapan saja. Ada Francesc Fabregas, Samir Nasri, Theo Walcot, Maroaun Chamakh, Jack Wilshere, dan Andre Arshavin yang siap meluncurkan peluru kendali dari rudal The Gunners. Wenger memang penasaran karena belum sekali pun Arsenal menjuarai Liga Champions. Pada 2006 lalu mereka hampir mendapatkannya sebelum dihentikan Barcelona di partai puncak.
Pep Guardiola ingin bernostalgia dengan Wembley. Di stadion ini Pep membawa Barcelona menjuarai Liga Champions untuk kali pertama musim 1991/92 (f/repro)
Chelsea tak beda jauh dengan saudara sekotanya soal prestasi di Liga Champions. Mereka baru merasakan final 2008 lalu. Sayang, keberuntungan justru berlabuh ke kubu setan merah Manchester United yang menjadi lawan mereka di final. Kini Allenatore asal Italia, Carlo Ancelontti dipercaya memimpin John Terry cs menuju Wembley. Don Carlo punya pengalaman mengantar Milan empat kali ke final Champions. Dua diantaranya berlabel juara. Tim milik jutawan Rusia Roman Abramovic ini memang ambisius mengejar titel itu. Maka sekarang tak masalah baginya jika Chelsea hampa gelar di Britania. Dari beberapa laga sebelumnya, Chelsea memang jauh lebih serius jika bertanding di Liga Champions.
Tottenham Hotspurs mungkin memang hanya dianggap sebagai fenomena di Liga Champions tahun ini. Tapi jangan salah, mengalahkan duo Milano, Internazionale dan AC Milan bukan berarti membuat tim besutan Harry Redknapp ini cepat puas. Mereka diisi talenta-talenta muda yang haus prestasi. Aron Lenonn, Gareth Bale, Jermaine Defou adalah sekian nama yang siap memberi kejutan musim ini. London siap dihangatkan dengan salju putih Jersey mereka.
Selain ketiga tim London di atas, Barcelona juga punya memori lain soal Wembley. Pada perhelatan Liga Champions musim 1991/92 Barcelona untuk pertama kalinya menggondol gelar juara setelah menumbangkan tim Italia, Sampdoria 1-0 lewat perpanjangan waktu. Joseph Guardiola masih berhasrat mengulang prestasi itu. Ia adalah bagian tim ketika Barcelona masih ditangani Johan Cruiff kala itu. Dengan komposisi seperti sekarang, Pep punya peluang kembali ke Wembley. Partai Barcelona versus Arsenal jelas berarti perang memori dan harga diri London.
Sebelum meraih titel ke-3 Mei 2008 lalu, Manchester United mengawali juara Liga Champions di Wembley musim 1967/68 (f/repro)
Klub milik Silvio Berlusconi, AC Milan juga mengawali sukses di Liga Champions lewat Wembley. AC Milan menang tipis 2-1 atas Benfica ketika Wembley pertama kali menggelar final Liga Champions musim 1962/63. So, Massimiliano Allegri pasti ingin Milan mengulangi kejayaan 47 tahun lalu itu. Tapi jalan I Rossonero agak terjal, setelah ditumbangkan Tottenham di San Siro lalu.
Wembley juga menjadi kenangan buat tim Inggris lainnya, Manchester United. Setan Merah dengan garang membantai Benfica 4-1 pada final Liga Champions 1967/68. Sekaligus menyabet gelar prestius pertamanya di tingkat Eropa. Kini, Sir Alex boleh bernostalgia untuk mengusik mimpi tiga tim London berebut warna di Webley. Apakah Wembley akan menjadi rumah untuk tiga tim London tadi ? atau justru Barcelona, Manchester United, dan Milan yang bernostalgia dengan kenangan lamanya ? Semoga Wembley tetap pada asalnya, menjadi rumah lahirnya juara baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar